Halaman

Kamis, 31 Maret 2011

DERMATITIS DISHIDROTIK

Sinonim: pomfoliks, vesicular palmar eczema

Definisi:
Dermatitis/ekzema endogen yang ditandai dengan adanya vesikula yang dalam, mengenai telapak tangan, kaki, dan sisi jari-jari, biasanya simetris dan bilateral. Dermatosis terjadi akut, kronik, maupun rekuren.
Lokasinya sering pada tempat yang banyak keringat(hiperhidrosis), maka diduga penyebabnya adalah keringat (dishidrotik). Secara histologi dijumpai vesikel penuh berisi cairan di epidermis.
Penderita biasanya memiliki riwayat atopik, lebih sering pada dewasa muda baik laki-laki atau perempuan.

Manifestasi Klinis:
Pada stadium akut terdapat banyak vesikel berisi cairan yang muncul tiba-tiba. kadang vesikel berkelompok dan membentuk bula.
Stadium kronik kulit menjadi kering dan bersquama.

Diagnosis Banding:
o   Dermatifitidà dermatitis sekunder yang terjadi karena infeksi jamur.
o   DKI à DKI dapat menjadi faktor pencetus pomfoliks, biasanya mengenai dorsum manus dan sela jari.
o   Psoriasis Pustular à biasanya melibatkan kuku, batasnya jelas dan tidak begitu gatal.
o   Pomfoliks à lokasi terutama telapak dan pinggir lateral jari.

Pemeriksaan penunjang:
Ø  Kultur bakteri: untuk menyingkirkan infeksi S. Aureus
Ø  Preparat KOH: untuk menyingkirkan dermatofitosis epidermal
Ø  Dermatopatologi: inflamasi eksema(spongiosis dan edema intraepidermal) dengan vesikel intraepidermal

Prognosis
Serangan rekuren. Remisi spontan dalam 2-3 minggu. Interval serangan minggu hingga bulan.
Infeksi sekunder bisa menjadi komplikasi perjalanan: pustul, krusta, selulitis, lymphangitis, dan limphadenopathy.


Terapi
o   Untuk tahap vesikuler: Burow’s wet dressing. Bula yang luas dialirkan dengan tusukan tanpa membukanya.
o   Fisura: aplikasi topikal dari collodion lunak.
o   Astrigen untuk mengeringkan kulit.
o   Emolien pada lesi kulit yang kering.
o    Kortikosteroid 
  • Topikal: glukokortikoid kuat dengan dresing oklusif selama 1-2 minggu 
  •   Injeksi intralesi: triamsinolon 3mg/mL, efektif untuk area yang kecil. 
  •    Antibiotik Sistemik: suspek infeksi sekunder pada lesi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar